Satu jam setengah di gereja pada hari Minggu lalu tidak cukup cepat bagi saya. Pendeta saya yang saya kasihi mengkotbahkan tentang Roh Kudus. Itu adalah topik yang pernah saya dengar sebelumnya, dan jujur, saya merasa gatal untuk segera keluar dari sana.
Hanya beberapa hari sebelumnya, dalam pemimpin konfrensi Passion, Louie Giglio menyampaikan sebuah subyek di kelas dan malam karir. Kami membahas apakah Yesus benar-benar memusakan jiwa kita, dan hal ini masih menjadi perdepatan di hati saya. Bagi saya hal ini sangat tidak mungkin. Saya tahu Tuhan itu baik, tetapi kerumitan hidup begitu banyak untuk bisa “mempercayai begitu saja” tentang iman saya.
Berharap mendapatkan sebuah pemahaman, saya mencoba menghubungkan kedua kotbah itu. Louie mengatakan Yesus memuaskan kita. Pendeta saya berkata, Roh Kudus memberi kekuatan kepada kita. Kedua konsep itu membuat saya frustrasi. Jika lebih membutuhkan Tuhan adalah yang saya butuhkan, maka seharusnya saya sudah dipuaskan. Saya memilik Roh Kudus. Tapi mengapa saya masih begitu gelisah?
Setelah berdoa bagi kami, pendeta saya berkata: “Satu lagi sebelum pulang. Jika Anda merasa jauh dari Tuhan atau tidak merasakan kuasa Roh Kudus dalam hidup Anda, bisakah saya sarankan untuk melakukan doa dan puasa?”
Ah, tentu saja, ketika kehidupan menjadi begitu rumit, kembalilah ke hal mendasar.
Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,~ Yesaya 58:6
Sebagian besar dari kita berdoa. Bahkan mereka yang non-Kristen juga berpuasa. Puasa sebenarnya bukan sesuatu yang populer, bahkan seringkali menjadi solusi terakhir bagi permasalahan kita. Mengapa? Karena saya percaya banyak orang yang mengalami ketidakpuasan terjadi karena kita melupakan siapa diri kita di dalam Kristus dan siapa Dia di dalam kia. Masalahnya bukan pada orang-orang sekitar atau keadaan, tetapi kita kehilangan kuasa yang di dalam kita. Jadi jika Anda merasa terputus hubungan dengan Allah, puasa – luangkan banyak waktu bersama Tuhan – maka koneksi Anda dengan Allah akan tersambung kembali.
Saya tahu bahwa puasa itu terasa tidak enak. “Melewatkan waktu makan, tidak nonton tv, matikan musik? Tidak, saya tidak bisa melakukan itu!” Hidup dalam dunia modern ini – semua itu adalah alat untuk bertahan hidup. Tanpa makanan dan hiburan, kehidupan rasanya sangat tidak menyenangkan, percayalah pada saya, tidak demikian. Mungkin memang sedikit sulit untuk mulai berpuasa, namun Anda akan melihat sebuah Cahaya yang akan mengubah kehidupan Anda jika Anda melakukannya.
Puasa adalah liburan bagi jiwa Anda. Perhatikan tentang hal ini. Tubuh Anda membutuhkannya juga. Puasa membuat Anda bisa meninggalkan keinginan daging dan berkonsentrasi pada kesehatan rohani Anda.
Bicaralah dengan Allah, dan lebih dari itu, dengarkanlah Dia. Tuhan ingin bicara kepada Anda dalam keheningan. Cobalah! Saya sudah mencobanya – hal ini merupakan prestasi dalam hidup saya karena saya adalah pecandu musik. Hanya beberapa saat kemudian, ketika saya berdiam diri, saya menemukan fakta yang mengubah kehidupan doa saya: Tuhan sangat cerewet. Ketika Dia diberi kesempatan untuk bicara, Dia akan berbicara kepada Anda sepanjang hari. Yeremia tahu itu, dia menuliskan seperti ini: “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.” (Yeremia 33:3).
Jadi, pendeta saya benar. Doa dan puasa adalah liburan bagi jiwa. Saya kini tahu jika saya ingin terhubung dengan Roh Kudus dan menemukan kepuasan dari Allah, saya harus menyediakan waktu bersama-Nya, mengosongkan pikiran dan perut saya, dan kembali kepada akar dari iman saya.
Penulis: Jennifer E. Jones, Produser CBNmusic/Media Center.